A.
Pengertian ABC menurut Para Ahli
Menurut Garrison et al. terjemahan
Hinduan (2006:440) adalah: “metode perhitungan biaya (costing) yang dirancang
untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan
keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan juga biaya
tetap”.
Menurut Amin Wijaya Tunggal (2009:2)
Activity-Based Costing adalah: “Metode costing yang mendasarkan pada aktivitas
yang didesain untuk memberikan informasi biaya kepada para manajer untuk
pembuatan keputusan stratejik dan keputusan lain yang mempengaruhi kapasitas
dan biaya tetap”.
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela
(2009:25) Activity-Based Costing adalah: “Metode membebankan biaya
aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan
biaya pada objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya
pemakaian aktivitas, serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang
terikat dengan proses dan objek biaya”.
Menurut William K. Carter dan Milton
F. Usry (2004:496) Activity-Based Costing adalah: “Suatu sistem perhitungan
biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu
dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang
tidak berkaitan dengan volume (non-volume-related factor)”.
Pengertian ABC (Activity Based Cost)
sistem dalam Mulyadi (2003:25) merupakan: “sistem informasi biaya yang
menyediakan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personil
perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas”.
Activity Based Costing sistem menurut
Mulyadi (2003:94) mempunyai berbagai manfaat berikut ini:
1. Menyediakan informasi berlimpah
tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan
jasa bagi customer.
2. Menyediakan fasilitas untuk
menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas (activity-based budget).
3. Menyediakan informasi biaya untuk memantau
implementasi rencana pengurangan biaya.
4. Menyediakan secara akurat dan
multidimensi kos produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pada awal perkembangannya ABC sistem
menurut Mulyadi (2003:51) dimanfaatkan untuk memperbaiki kecermatan perhitungan
kos produk dalam perusahaan-perusahaan manufaktur yang menghasilkan banyak
jenis produk. ABC sistem menawarkan dasar pembebanan yang lebih bervariasi,
seperti batch-related drivers, product-sustaining drivers, dan
facility-sustaining drivers untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada
berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada perkembangan selanjutnya,
ABC sistem tidak lagi terbatas pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan
informasi kos produk yang akurat, namun meluas sebagai sistem informasi untuk
memotivasi personel dalam melakukan peningkatan terhadap proses yang digunakan
oleh perusahaan untuk menghasilkan produk/jasa bagi customer.
ABC sistem kemudian diterapkan ke
semua biaya pada perkembangan yang lebih lanjut, mulai dari biaya desain, biaya
produksi, biaya penjualan, biaya pasca jual, sampai biaya administrasi dan
umum. ABC sistem menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk
mempertanggungjawabkan biaya.
B.
Asumsi Dasar Pada ABC System
Activity Based Costing System timbul
sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu
mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan
produk. Kebutuhan akan informasi biaya yang akurat tersebut disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut:
1. Persaingan global (Global
Competition) yang dihadapi perusahaan manufaktur memaksa manajemen untuk
mencari berbagai alternatif pembuatan produk yang cost effective.
2. Penggunaan teknologi maju dalam
pembuatan produk menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam product cost
menjadi dominan.
3. Untuk dapat memenangkan persaingan
dalam kompetisi global, perusahaan manufaktur harus menerapkan market–driven
strategy.
4. Market–driven strategy menuntut
manajemen untuk inovatif.
5. Pemanfaatan teknologi komputer
dalam pengolahan data akuntansi memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai
informasi biaya yang sangat bermanfaat dengan cukup akurat.
C.
Manfaat Activity Based Costing System
Manfaat yang bisa diperoleh dari
penggunaan sistem activity based costing system adalah :
1. Memperbaiki kualitas pembuatan
keputusan.
2. Menyediakan informasi biaya
berdasarkan aktifitas, sehingga memungkinkan manajemen melakukan manajemen
berbasis aktivitas (activity based management).
3. Perbaikan berkesinambungan terhadap
aktivitas untuk mengurangi biaya overhead pabrik.
4. Memberikan kemudahan dalam estimasi
biaya relevan.
D.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Activity Based Costing (ABC)
Sebuah sistem yang ada tidak selalu
memberikan nilai positif bagi sebuah perusahaan yang menggunakannya tetapi
ternyata dapat juga memberikan nilai negatif bagi perusahaan. Sistem Activity
Based Costing ternyata memiliki juga kelemahan yang harus diperhitungkan pula
oleh perusahaan yang menggunakannya.
1. Kelebihan dari sistem ABC
a. Dapat mengatasi diversitas volume
dan produk sehingga pelaporan biaya produknya lebih akurat.
b. Mengidentivikasi biaya overhead
dengan kegiatan yang menimbulkan biaya tersebut.
c. Dapat mengurangi biaya perusahaan
dengan mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah.
d. Memberikan kemudahan kepada
manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan.
2. Kelemahan dari sistem ABC
a. Mengharuskan manajer melakukan
perubahan radikal dalam cara berfikir mereka mengenai biaya, yang pada awalnya
sulit bagi manajer untuk memahami ABC.
b. Tidak menunjukkan biaya yang akan
dihindari dengan menghentikan memproduksi lebih sedikit produk.
c. Memerlukan upaya pengumpulan data
yang diperlukan guna keperluan persyaratan laporan keuangan.
d. Implementasi sistem ABC belum
dikenal dengan baik sehingga prosentase penolakan terhadap sistem ini cukup
besar.
E. Keterbatasan Activity Based Costing
System
Secara teori ABC system dianggap dapat
memberikan informasi dan kinerja yang lebih unggul dibandingkan sistem
akuntansi biaya tradisional. Akan tetapi, bukti bahwa ABC System dapat
menghasilkan informasi biaya yang akurat tidak menjamin bahwa sistem ini
merupakan sistem yang sempurna karena ternyata sistem ini masih memiliki
beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan ABC System ini diantaranya
adalah :
1. Sistem penentuan harga pokok berbasis
aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan
berada di dalam lingkungan persaingan tertentu.
2. Sistem penentuan harga pokok
berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada permasalahan alokasi atau
pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran, penelitian dan pengembangan dan
lain-lainnya tidak menjelaskan bagaimana portfolio atau komposisi produk yang
paling optimal.
F. Kondisi Yang Diperlukan Dalam Penerapan
ABC System
Meskipun secara teoritis dapat
diketahui bahwa ABC system memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, namun
tidak semua perusahaan dapat menerapkan sistem ini. Ada dua hal mendasar yang
harus dipenuhi oleh perusahan yang akan menerapkan ABC System, yaitu :
1. Biaya-biaya berdasar non-unit harus
merupakan persentase signifikan dari biaya overhead. Jika biaya-biaya ini
jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak ada masalah dalam pengalokasiannya pada
tiap produk.
2. Rasio-rasio konsumsi antara
aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar unit dan
aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda. Jika berbagai produk
menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio kira-kira sama, maka tidak
ada masalah jika cost driver berdasar unit digunakan untuk mengalokasikan semua
biaya overhead pada setiap produk. Jika berbagai produk rasio konsumsinya sama,
maka sistem konvensional atau ABC System membebankan overhead pabrik dalam
jumlah yang sama. Jadi perusahaan yang produknya homogen (diversifikasi
produknya rendah) dapat menggunakan sistem konvensional tanpa ada masalah.
G. Penentuan Harga Pokok Dengan Menggunakan ABC System
Sistem akuntansi biaya tradisional
membebankan biaya overhead pabrik melalui dua tahap pembebanan yaitu pembebanan
biaya overhead seperti sistem akuntansi biaya tradisional. Perbedaan antara
kedua metode tersebut terletak pada dasar pembebanan (cost driver) yang
digunakan. Sistem akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan satu dasar
pembebanan (cost driver) yaitu unit produksi, sedangkan ABC System menggunakan lebih
dari satu cost driver sehingga informasi yang dihasilkan juga lebih akurat dan
teliti.
Tahap-tahap pembebanan biaya overhead
pabrik pada ABC System adalah :
1. Tahap I
a. Biaya overhead pabrik dibebankan
pada aktivitas-aktivitas yang sesuai.
b. Biaya-biaya aktivitas tersebut
dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang homogen.
c. Menentukan tarif untuk
masing-masing kelompok (cost pool). Tarif dihitung dengan cara membagi jumlah
semua biaya didalam cost pool dengna suatu ukuran aktivitas yang dilakukan.
Tarif pool ini juga berarti biaya per unit pemacu biaya (cost driver).
2. Tahap II
Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke
produk berdasarkan konsumsi atau permintaan aktivitas oleh masing-masing
produk. Jadi pada tahap ini biaya-biaya tiap pool aktivitas ditelusur ke produk
dengan menggunaan tarif pool dan ukuran besarnya sumber daya yang dikonsumsi
oleh tiap produk. Ukuran besarnya sumber daya tersebut adalah penyederhanaan
dari kuantitas pemacu biaya dikonsumsi oleh tiap produk.
No comments:
Post a Comment